Senin, 14 September 2009

bigness

melebihi ukuran skala, arsitektur memiliki sifat bigness. bigness adalah sesuatu yang diberikan oleh para pendaki pada gunung everest, karena ia beraada disana. bigness adalah pokok dari arsitektur. adalah sangat luar bisa bahwa wujud dari bangunan dapat mempresentasikan program ruang yang ideologis didalamnya, sangat terlepas dari keinginan arsiteknya, terbentuk secara sendirinya.

dari semua kategori, bigness tidak pantas disebut manifesto, dianggap sebagai masalah intelektual, bahkan terlihat menuju kepunahan. seperti dinosaurus, canggung, lambat, kaku, sulit. namun faktanya hanya bigness yang menghasut dimulainya rezim kompleksitas yang menggerakkan intelegensia penuh dari arsitektur dan bidang-bidang yang terkait.

seratus tahun yang lalu. generasi dengan konsep-konsep baru membuat terobosan didukung dengan teknologi membuat perubahan besar dalam dunia arsitektur. dengan mengacak sirkulasi, perlengkapan hubungan singkat, membuat interior dari bahan tiruan, mengurangi massa, meregangkan dimensi, dan mempercepat proses konstruksi, elevator, listrik, penghawaan buatan, baja dan akhirnya infrastruktur bermutasi menjadi bentuk cluster (berkelompok) dan inilah jenis lain dari arsitektur. efek campuran dari penemuan ini adalah struktur bangunan menjadi lebih tinggi, lebih dalam dan lebih besar dari sebelumnya, dengan potensi yang bersamaan untuk mengorganisasi seluruh kehidupan sosial di dunia. pemrograman yang sangat beragam.

TEOREMA
pada awalnya didasari pemikiran quantitatif, bigness setelah hampir seratus tahun, keadaan tanpa pemikiran, revolusi tanpa program.
delirious new york menyiratkan teori bigness berdasarkan 5 teori :
  1. sebuah bangunan menjadi bangunan besar, seperti sebuah massa yang tidak dapat dikendalikan lagi dengan hanya satu sikap arsitektur, atau bahkan dengan gabungan dari beberapa sikap arsitektur. ketidakmungkinan ini memicu otonomi dari setiap bagiannya, tapi tidak sama dengan fragmentasi dimana bagian masih terikat pada keseluruhan.
  2. elevator- dengan elevator lebih membentuk koneksi mesin dan bukan koneksi arsitektural. dan sejenisnya menyia-nyiakan dan membuat kehampaan dalam bangunan. isu komposisi, skala, propors, detail menjadi hal yang dapat diperdebatkan. teori 'art' tidak berguna dalam bigness
  3. dalam bigness, jarak antara core dan sungkup meningkat pada titik dimana muka bangunan tidak lagi memperlihatkan kegiatan didalam bangunan. teori ini menghancurkan teori kejujuran dalam bangunan. interior dan ksterior menjadi proyek yang terpisah, yang satu berurusan dengan masalah program yang tidak stabil dan kebutuhan identifikasi, deskripsi dan interpretasi secara visual, sedangkan yang lain menjadi agen dari informasi yang salah kaprah, menawarkan kota menjadi terlihat stabil sebagai suatu objek. dimana arsitektur terungkap, bigness : bigness merubah kota dari kepastian menjadi kumpulan misteri, apa yang lihat tidak lagi apa yang didapat.
  4. melalui ukuran sendiri, sebuah bangunan memasuki wewenang amoral, antara baik dan buruk. pengaruhnya sangat terlepas dari kualitasnya.
  5. dengan skala, dengan komposisi arsitektur dengan tradisi, dengan transparansi, dengan etika menyiratkan suatu hasil akhir, pernyataan yang paling radikal, bigness bukan bagian dari isu urban, ia ada, hidup berdampingan, masa bodoh dengan konteks.
MAXIMUM
kelemahan dari teori bigness, apa yang dapat dilakukan oleh arsitektur yang maksimal? adalah kelamahan arsitektur yang paling parah. tanpa teori bigness, arsitektur seperti pencipta fankenstein, penghasut dari eksperimen yang sukses sebagian dengan hasil yang liar sehingga kehilangan kepercayaan. karena tidak ada teori bigness, kita tidak tahu harus bagaimana dengan ini, kita tidak tahu meletakkannya dimana, dan kita tidak tahu kapan menggunakannya, kita tidak tahu bagaimana merencanakannya, kesalahan yang besar adalah satu-satunya hubungan kami dengan bigness. kendati memiliki nama yang bodoh, bigness adalah teori utama dalam akhir abad ini. dalam kekacauan lansekap, kondisi terpisah, pemisahan diri. menariknya bigness adalah kemungkinan untuk membangun kembali secara keseluruhan, menghidupkan kembali kenyataan, menemukan kembali kebersamaan, memperoleh kembali kemungkinan maksimum.

hanya melalui bigness arsitektur dapat memisahkan diri dari kelelahan artistik, gerakan ideologis dari modernisme dan formalisme untuk mendapatkan kembali kendaraan menuju modernisasi. bigness memahami bahwa arsitektur yan kita kenal sedang dalam kesulitan, tapi tidak menaggulangi dengan memuntahkan arsitektur lagi. bigness menawarkan menawarkan ekonomi baru yang idak lagi semuanya arsitektur, namun dalam posisi yang lebih strategis adalah mendapatkan kembali dengan cara mudur dan berkonsentrasi, menyerahkan bagian yang diperebutkan pada kekuatan musuh.

BIGINNING
bigness menghancurkan, tapi ia juga sebagai suatu permulaan, ia dapat menyusun kembali yang hancur. paradok dari bigness adalah meskipun sudah dilakukan perhitungan dalam rencana, faktanya bahwa meskipun kaku, arsitektur adalah engineer yang tak dapat ditebak. meskipun didorong oleh semangat kebersamaan, bigness sangat tergantung pada kebebasan, penyusunan berdasarkan perbedaan yang maksimal.

hanya bigness yang dapat mempertahankan kebersamaan, perkembangbiakan, dari berbagai macam kegiatan dalam satu wadah. bigness membangun strategi untuk mengorganisasi antara kebebasan dan ketergantungan dalam kesatuan yang lebih besar, dalam hubungan yang saling menguntungkan yang memperburuk dari pada mengkompromikan ketegasan.

melalui kontaminasi daripada kemurnian dan kuantitas daripada kualitas, hanya bigness yan dapat mendukung keaslian dari hubungan yang baru, antara kesatuan fungsional yang meluas daripada membatasi identitas. kepalsuan dan kompleksitas bigness melepaskan fungsi dari batasannya yang membolehkan semacam pencairan, elemen program, bereaksi dengan yang lain untuk menimbulkan kejadian yang baru, bigness kembali kepada model dari programatik prosedur.

pada pandangan pertama, aktifitas tertimbun dalam struktur bigness menimbulkan keinginan untuk berinteraksi, namun bigness juga memisahkan mereka. seperti batang plutonium yang menurunkan atau menaikkan reaksi nuklir. bigness mengatur intensitas dari keadaan programatik.

meskipun bigness adalah konsep dari intensitas yang tiada hentinya, tapi juga menawarkan derajat ketenangan bahkan juga lemah lembu. bahwa sangat tidak mungkin untuk menghidupkan keseluruhan masa dengan tujuan. keluasannya menuntaskan kebutuhan arsitektur yang memaksa untuk memutuskan dan menentukan. zona akan ditinggalkan, terbebas dari arsitektur.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar